Quantcast
Channel: Ina Rakhmawati
Viewing all 495 articles
Browse latest View live

Saya Menyebutnya "Rindu"

$
0
0
Saya menyebutnya "rindu" . (doc: pribadi)
Sabtu ini sabtu merindu. Saya sedang rindu dengan sahabat-sahabat lama.
Mereka istimewa, yang tlah Allah pertemukan di kota istimewa bernama Jogja. Kota kelahiran saya sekaligus kota yang menjadi tempat saya menuntut ilmu di bangku kuliah selama 4 tahun. Kota yang letaknya nggak hanya di peta DIY saja, melainkan juga di hati.
Kota yang selama 4 tahun banyak menggoreskan makna dalam episode kehidupan saya. Pernah ada sesak di sini, tetapi tidak seberapa dibanding kadar nyaman yang saya hela bersama mereka. Banyak banget sahabat yang membuat kota berslogan “Yogyakarta berhati nyaman” ini semakin nyaman. 


Di sana ada tawa.
Di sana ada canda.
Di sana ada bahagia yang tak terkira.
Saya rindu dengan yang lama.
Dengan sahabat-sahabat saat kuliah dan kost. Sahabat-sahabat KKN PPL.Sahabat dan teman yang saya kenal saat prakondisi sebelum ke NTT. Sahabat-sahabat yang dipertemukan kembali di Jogja. Juga saudara dan sepupu.
saya rindu dengan mereka semua :-)
Rindu menghabiskan berjam-jam waktu untuk bercerita. Nongkrong bareng. Bercanda. Tertawa lepas. Para sahabat dan teman yang memahami perbedaan karakter sebagai sebuah keunikan. Itulah arti sahabat, bukan?
Tidak ada yang salah dengan perasaan rindu. Apalagi dalam jarak yang memisahkan,ia senantiasa hadir. Inilah cara Tuhan memperlihatkan warna-warni kehidupan. Dan inilah rindu. Saya menyebutnya rindu. Sesuatu yang mengajarkanku untuk menghargai para sahabat yang pernah hadir dalam hidupku.
Terima kasih Allah, Kau pernah menghadirkan begitu banyak teman dan sahabat yang pernah mewarnai hari-hariku.

Panjang artikel : 220 kata.
Artikel ini dibuat untuk GA SabtuMerindu .

Seharian di Kota Jogja, Bisa Keliling ke Mana Aja?

$
0
0
 Dear readers, saya yakin pasti banyak diantara pembaca di sini pernah mengunjungi Yogyakarta.  DIY memang di setting sebagai kota budaya sekaligus destinasi wisata yang menarik untuk disinggahi. Sebenarnya banyak  tempat wisata yang tidak kalah menarik yang berada di luar kota Jogja. Kalo yang di dalam area kota Jogja bahkan bisa dikunjungi dalam waktu seharian dari pagi sampai malam karena lokasinya tidak terlalu jauh antara obyek yang satu dengan yang lainnya.

Belum lama ini saya juga kembali jalan-jalan di seputar kota Jogja, untuk yang ke...ah, entah, ke-sekian kalinya. Hoho. Sudah merantau ke Ende dan Surabaya pun saya masih suka suasana Jogja.  Sayangnya bertepatan dengan musim liburan jadi jalanan macet dan obyek wisata lebih dipadati pengunjung. Trust me,jalan-jalan ini nggak butuh banyak biaya alias bisa liburan hemat . Nah, seharian di kota Jogja bisa keliling ke mana aja?


1.Kawasan Malioboro
Malioboro, photo by : faiza
Lokasi jalan Malioboro terletak di jantung kota Jogja. Di sepanjang jalan teduh untuk pejalan kaki dan banyak penjual aksesoris dan oleh-oleh seperti Gudeg, bakpia, kaos dagadu, batik, dan lain-lain. Asal pandai-pandai nawar aja kalau beli aksesoris di pinggir jalan. Hehehe. Berbagai pilihan batik banyak tersedia di Pasar Beringharjo dan Toko Mirota Batik. Hati-hati kadang copet berkeliaran!
Di sini ada warung lumpia kaki lima kesukaan saya lho. Lumpianya laris, murah dan enak! Letaknya di pinggir jalan, agak nyempil, samping hotel mutiara.
Sobatku, Frida, foto di benteng vredeburg
Masih di Jalan Malioboro, ada juga Benteng Vredeburg Yogyakarta yang sejarahnya erat dengan lahirnya Kasultanan Yogyakarta.  Kalau malam benteng ini tutup.

2. Keraton Yogyakarta
aku, nampang di  keraton
Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Keraton masih menjunjung nilai-nilai filosofi, adat dan budaya Jogja.
Htm: Rp.5000, kalau bawa kamera nambah Rp.1000

3.Museum Kereta Kencana
Tampak Depan Museum Kereta Jogja
Add caption

Keraton Yogyakarta memiliki banyak kereta yang tersimpan di Museum Kereta Kencana Keraton Yogyakarta di Jl. Rotowijayan. Kereta ini dianggap sebagai Warisan Kraton dan masing-masing memiliki nama khusus. Kucing peliharaan aja diberi nama ya, nah kereta keraton juga nggak mau kalah dong. Beberapa kereta masih terpakai dalam acara tertentu seperti acara nikahan anaknya Sultan.
Hmt: Rp.4000, kalau bawa kamera nambah Rp.1000

4. Taman Pintar
Taman pintar ini merupakan wahana edukasi yang menghibur. Jadi makin asyik kalo ngajak anak kecil dan adik-adik yang masih pelajar untuk kemari.

5.Tamansari
Tamansari Jogja
Kalau yang ini adalah bekas bangunan-bangunan tua jaman kerajaan dulu. Ada taman air nya juga. Arsitekturnya masih kuno dan banyak digunakan untuk lokasi foto pre-wedding. Sepertinya sinetron bertema kerajaan seperti Kyan Santang dan Angling Dharma cocok nih syuting di sini.  Hmm...saya sarankan kemari jangan pada saat siang bolong jam 12.00-14.00 WIB kecuali kalau niat jalan panas-panasan untuk melihat satu persatu bangunannya.
Jam Buka: Senin - Minggu, pukul 09.00 – 16.30 WIB
Htm: Rp.4000

Nah, malamnya saya bisa ramai-ramai wisata kuliner! Foto-foto ini diambil di Cafe House Of Raminten JL.FM Noto No.7 Kotabaru. Konsepnya cafe tapi menunya banyak yang tradisional kayak jamu-jamuan minuman khas jawa dan makanan tradisional. Musik-musik yang mengalun juga musik tradisonal Jawa. Nggak heran kalo cafe ini sangat ramai didatangi orang dari berbagai usia, bahkan bule-bule juga. Harga menu yang paling murah 1000 rupiah, yaitu nasi kucing. Ada juga nasi liwet 2000-an dan nasi bakar 6000-an. Yang unik lagi tempat menghidangkannya. Gelas untuk wedhang sere itu tinggi banget. Kalau pesan es klapa muda juga ati-ati, pesen 1 aja bisa buat ramai-ramai karena gelasnya hapir segede baskom. Nah, pas saya pesen teh susu, bentuk cangkirnya seperti...........hehe liat aja di foto ini.
Wida ma Bayu, geje hehe
Wida nyengir liat gelas wedhang serenya tinggiii
Fiqri foto bareng Inaaa. Itu poseku kok pegang dagu -___-
Es klapa mudanya gelasnya gede banget -___- diabisin bareng2 deh
Teh Susu , bentuknya mirip....???(Atas), Nasi Bakar (foto : bawah)
 Masih banyak tempat asik untuk kuliner di Jogja di malam hari yang harganya terjangkau. Alternatif tempat lain yang bisa dikunjungi untuk jalan-jalan di malam hari adalah Taman Pelangi (htm non weekend Rp.10.000 dan saat weekend Rp.15.000) dan alun-alun Jogja .

How To Get There ?
-Kendaraan pribadi, kalau belum hapal jalan, bawa aja peta Jogja (yang gratisan tersedia di tempat penitipan barang di Mirota Batik-Jalan Malioboro) atau berbekal GPS.
-Kendaraan umum berupa bis kota dan trans Jogja yang menjangkau dari stasiun tugu, terminal, obyek-obyek wisata sampai ke Prambanan.
-Becak, untuk lokasi yang berdekatan kalau capek jalan kaki. Misalnya dari malioboro ke keraton.

Rumah di Kampung Adat Wologai Tengah

$
0
0
Foto : Kampung Adat Wologai Tengah, Ende, Flores, NTT . Doc: Pribadi. Photo By: Ina Rakhmawati

Saat itu saya masih menjalankan tugas mengajar di daerah tertinggal. Pada saat sekolah libur hari paskah, saya memanfaatkan waktu untuk menjelajah sudut lain di kabupaten penempatan saya. Siang itu, dengan sepeda motor saya melintasiKampung Adat Wologai Tengah, Kecamatan Wologai, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Nampak kehidupan penduduk sekitar yang masih alami, begitu juga dengan bangunan rumah mereka yang terbuat dari rumbai-rumbai.

Pada hari tertentu, ada upacara adat yang dilakukan di kampung ini. Tentu, penduduk di kampung ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang dianggap luhur oleh masyarakat. Awalnya saya ragu ingin berkeliling. Namun, seorang penduduk yang melihat saya menawari saya untuk jalan-jalan keliling kampung ini. Saya berinteraksi dengan beberapa orang warga yang kebetulan sedang bersantai di depan rumah. Mereka sangat ramah!

Terpikat Foto Pantai di Malang Selatan (Jalan Bareng Kawan PPL-PPG # Bagian 1)

$
0
0

Saya kembali mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Malang. Kali ini bersama rombongan kawan-kawan di lokasi tempat saya praktik mengajar di Surabaya. Total ada 15 orang yang ikut dalam rombongan ini. Rombongan berasal dari berbagai program studi dan satu lokasi sekolah tempat praktik mengajar dan penelitian tindakan kelas. Jumlah yang banyak membuat kami memilih menyewa kendaraan minibus dari Surabaya.

Adapun penentuan obyek wisata yang akan didatangi kali ini berawal dari searching di internet. Kami terpikat dengan foto Pantai Ungapan-Bajulmati, Pantai Sendang Biru dan Pantai Goa Cina yang terletak di Malang Selatan. Akhirnya kami sepakat memilih lokasi tersebut sebagai destinasi wisata.  Dari foto terlihat pemandangan pantai yang cantik dan memukau. Digambarkan bahwa kawasan pantai selatan Malang ini memiliki pasir putih, bersih, air laut yang biru bening dan pemandangan yang alami. Wah, gimana nggak bikin terpikat kalau fotonya memukau kayak gini!

Bisa dibilang kami betul-betul berniat ke sana dan berangkat dari Surabaya pukul 04.30 WIB atau seusai shalat Subuh! Sebab, menurut informasi, perjalanan akan memakan waktu lama. Yap, benar saja. Kami membutuhkan waktu enam jam perjalanan untuk tiba di Malang Selatan. Jauh dan berbeda dengan perjalanan pertama saya ke Malang yang hanya berkisar di Kota Malang dan Kota Batu-Kabupaten Malang saja. 

Untuk menuju Pantai Bajulmati, Pak Sopir mengatakan bahwa jarak yang ditempuh masih sekitar 80 kilometer dari Kota Malang. Kami sempat berhenti sejenak untuk mengisi perut dengan nasi rawon di warung pinggir jalan. Nasi rawon yang merupakah makanan khas Jawa Timur memang sangat mudah ditemukan di warung-warung. Pak Sopir mengambil arah jalan menuju Sumbermanjing. Jalan yang ditempuh berkelok-kelok dan dipenuhi pepohonan rindang di kanan-kiri jalan. Cukup membuat saya merasa sedikit pusing dan lebih banyak diam dan memilih tidur sepanjang perjalanan. Begitu juga dengan Citra dan Vida yang duduk di samping saya serta Mas Deddy dan Mas Alfan yang duduk di bangku paling depan di sisi Pak Supir.  Hehehe...Sementara teman-teman terdengar sangat ceria dan bercanda tawa. Apalagi ada Mas Erfan dan Mas Kosimin yang menjadi sasaran candaan teman-teman. Saat kembali membuka mata, rupanya minibus sudah hampir tiba di lokasi. 

Nah, begitu mendekati lokasi, ada papan arah penunjuk jalan. Lokasi ketiga pantai ini memang berdekatan.
Sayangnya, saat itu jalan menuju Pantai Goa Cina belum bisa dilewati karena rusak. Padahal menurut Mbak Aya yang sudah pernah ke Goa Cina, lokasi wisata inilah yang paling bagus diantara tujuan yang lainnya. Akhirnya kami meneruskan perjalanan menuju Pantai Ungapan-Bajulmati.

Oww,Ternyata Ini Pantai Bajulmati dan Sendang Biru....

Saat hendak memasuki Pantai Ungapan Bajulmati yang terletak di Kecamatan Gedangan, kami melewati jembatan panjang yang menjulang dan berbentuk setengah lingkaran. Saat itu jam menunjukkan pukul 11.00 WIB dan matahari bersinar terik sehingga kami mengurungkan niat untuk berfoto di sana.

“Panas banget deh...nggak usah foto di jembatan ya....” pinta Mbak Aya yang tentu saja disetujui kami semua. Harga tiket masuk Pantai Ungapan Bajulmati Rp.5000 per orang. Pengunjung dilarang mandi atau menceburkan diri karena ombak pantai yang besar. Kata Bajulmati berarti buaya mati. Eit..jangan salah. Itu hanya sekedar nama saja. Buktinya di pantai ini nggak ada buaya-buaya mati kok. Hehehe.

Saat memasuki kawasan pantai ini, saya cukup terkejut. Pantainya nggak seindah di foto! Whoa...lumayan tertipu nih. Hahaha. Sebenarnya pantainya bagus. Hanya saja, mungkin karena kami sudah biasa melihat pantai yang lebih indah daripada Pantai Ungapan Bajulmati sehingga pantai ini kesannya biasa-biasa saja. Namun, pantai ini bersih dan cukup sepi dari pengunjung. Boleh deh bagi yang ingin relaks, merenung dan menenangkan diri kemari (ceileh).
Pantai Ungapan Bajulmati
Terbang!
(bawah) saya yang kedua dari kiri.
Ada orang berduaan, entah siapa, bukan rombongan kami :-p
 Hanya ada sedikit penjual makanan dan minuman di sekitar pantai. Jenis makanan dan minuman yang dijual pun standar saja. Saat saya datang, saya tidak melihat kios yang menjual souvenir. Menurut informasi yang saya dapat, di hari tertentu ada upacara grebeg kopat di sini. Kontras dengan keinginan tidak berfoto di jembatan tadi, di pantai ini kami langsung berhambur ke tepi pantai dan berfoto ria sambil menikmati pemandangan. Kami seolah tidak mempedulikan panasnya sinar matahari yang menyengat.  Pasir yang tidak terlalu putih yang saya pijak terasa panas di kaki sehingga saya kembali memakai sandal. Kalau sobat ingin berkunjung kemari, saya sarankan tiba di sini sore hari atau pagi hari saja agar tidak terasa panas.
Usai dari Pantai Ungapan Bajulmati, kami melesat menuju Pantai Sendang Biru. Ah, lagi-lagi saya menghela nafas karena pemandangannya biasa saja dan berbeda dengan yang ada di foto. Bahkan, tidak lebih menarik dibandingkan Pantai Ungapan Bajulmati. Pantai Sendang Biru juga dijadikan tempat pelelangan ikan di kawasan Malang Selatan. Pantas saja pantai ini ramai dipadati kapal nelayan, banyak pedagang souvenir berupa kaos pantai dan pernik-pernik, serta pedagang makanan pengganjal perut. Tempat peribadatan yaitu musholla juga tersedia. Jumlah pengunjung pun lebih banyak dibandingkan pengunjung Pantai Ungapan Bajulmati. 
Pantai Sedang Biru, dermaga menuju Pulau Sempu sekaligus tempat lelang ikan
 Di samping itu, Pantai Sendang Biru merupakan ‘dermaga’ bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Sempu! Cukup membayar tarif Rp.20.000 untuk tarif pulang pergi Sendang Biru-Pulau Sempu. Yang tersohor memang keindahan alam Pulau Sempu. Sayangnya, waktu tidak memungkinkan kami menuju ke sana. Apalagi hujan deras sudah turun. Cuaca berubah kontras dengan saat kami kepanasan di Pantai Bajulmati tadi. 

Setelah hujan agak reda, kami meneruskan kembali perjalanan ke obyek wisata berikutnya yang searah dengan jalan menuju Surabaya. Walaupun dua pantai yang kami kunjungi tidak sebagus ekspektasi kami sebelumnya yang melihat keindahan dari fotonya, saya sama sekali tidak menyesali perjalanan kedua ini. Saya tetap dapat merasakan asyiknya kebersamaan dengan kawan-kawan yang menyenangkan.
Okey, the journey must go on. To be continued at Masjid Tiban Turen, Uapik Tenan Rek! (Jalan Bareng Kawan PPL-PPG # Bagian 2-END)  --> belum diposting :-D

Masjid Tiban Turen, Uapik Tenan Rek! (Jalan Bareng Kawan PPL-PPG # Bagian 2-END)

$
0
0

foto:dokumen pribadi


Beberapa kawan merasa perjalanan kami kurang mantap karena tidak jadi main air di Pantai Goa Cina. Kawan-kawan berbincang-bincang di dalam minibus tentang obyek wisata yang mungkin bisa disinggahi sambil perjalanan pulang. Ada yang menyarankan ke air terjun Cuban Pelangi, tetapi sisa waktu tidak cukup dan mengingat kami tidak merencakan untuk menginap. Mbak Winda dan Mbak Epri menyarankan ke wisata religi bernama Masjid Tiban di daerah Turen, Kabupaten Malang. Setelah menanyakan lokasi pada Pak Sopir, ternyata lokasi masjid tersebut mudah dijangkau searah dengan rute yang ditempuh menuju Surabaya. Beberapa kawan seperti Mbak Aya, Mbak Epri, Mbak Winda mulai tertidur dalam perjalanan lanjutan.


Untuk memasuki kawasan masjid megah yang memiliki gaya arsitektur khas timur tengah ini, pengunjung tidak dipungut biaya. Hanya saja, setiap orang perlu menukarkan kartu untuk tanda masuk. Kesan pertama saya memasuki kawasan masjid ini...wow...uapik tenan rek (bagus benar, sobat!)! Kawasan masjid sangat luas dan berada di lingkup pondok pesantren  Biharu Bahri’Asali Fadlaailir Rahmah yang beralamat di Jl.Anggur Rt 27 Rw 06 Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Dengan 9 lantai yang dimilikinya, pengunjung bisa menjelajahinya dengan tangga maupun lift yang tersedia. Kami memilih naik tangga saja agar bisa ‘menikmati’ setiap ornamen yang terdapat di setiap lantai.

sumber foto http://wisatadimalang.weebly.com/masjid-tiban-turen.html
Di lantai atas, tersedia juga pusat oleh-oleh, minimarket dan toko yang menjual cinderamata dengan harga yang terjangkau. Jajanan yang tersedia umumnya adalah cemilan ringan khas Malang seperti keripik ubi ungu, aneka macam keripik apel dan makanan ringan lainnya. Bahkan dijual juga cinderamata yang islami seperti hiasan meja bergambar ka’bah, mug bergambar masjid sampai kaset CD tentang pondok dan masjid ini. Pengunjung bisa membelinya. Uniknya lagi, minimarket dan kios tutup saat adzan berkumandang. Kami yang muslim pun bergegas ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.

Bagaimana dengan asal usul masjid ini? Masjid ini dibangun sejak tahun 1991 dan hingga kini belum 100% selesai pembangunannya. Pengerjaannya dilakukan oleh jamaah dan santri yang ada di situ. Menurut informasi yang saya baca di kawasan masjid, tidak ada donatur dari luar sehingga pembiayaan untuk pembangunan masjid ini mengandalkan keuangan dari yayasan dan jamaah pondok. Subhanallah! Saya juga melihat sendiri bahwa masjid ini masih dalam proses pengerjaan, khususnya untuk menyempurnakan bangunan di lantai 6 ke atas. Masjid ini diberi nama Masjid Tiban yang berarti ‘tiba-tiba ada’ atau ‘tiba-tiba jadi’. Sebenarnya hal tersebut tidak benar, karena pengerjaannya sudah lama. Namun, pembangunan dan tata letak ornamennya tanpa rencana sebab petinggi pondok mendapatkan ilham pembangunan masjid ini dari shalat istiharah.

sumber foto http://wisatadimalang.weebly.com/masjid-tiban-turen.html
Saya melihat ukiran kaligrafi ada dimana-mana dan ada di dinding-dinding masjid juga. Wah...serasa tidak berada di Indonesia nih! Saat malam tiba, tampak kemilau yang menambah suasana religi di masjid ini.
“Keren banget nih masjid! Beruntung ya kita ke sini, padahal awalnya nggak terencana!” ungkap salah satu kawan saya.

Bisa dibilang, singgah di Masjid Tiban merupakan bonus dalam perjalanan kami sebab ide untuk datang kemari tercetus secara spontan saat perjalanan pulang dari Pantai Sendang Biru menuju Surabaya. Sekitar pukul 19.00 WIB, kami meneruskan perjalanan ke Surabaya yang tinggal separuh. Butuh waktu 3 jam hingga akhirnya kami tiba kembali di Surabaya dan makan malam bersama.  Perjalanan dengan ending yang memikat ini memang tak terlupakan.

Uniknya Alat Transportasi Umum di Nusa Tenggara Timur

$
0
0

 Tadi saya bermaksud hendak merapikan foto-foto tahun 2012 ke dalam berbagai folder dan menemukan kumpulan foto unik semasa saya masih berdomisili setahun di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kali ini bukan foto obyek wisata maupun pemandangan, tetapi alat transportasi umum yang ada di sana.

 1.Ojek
ojek
Ojek motor adalah transportasi umum yang sangat mudah ditemui di wilayah kota kabupaten dan kota kecamatan. Tarifnya pun murah. Misalnya saya mau ke pasar dari rumah mamak asuh, cukup membayar dua ribu rupiah. Jarak tempuhnya sekitar 5 kilometer. Ojek banyak berseliweran di jalan raya dan sangat mudah menemukannya. Cukup berdiri di tepi jalan aja, maka akan ada tukang ojek yang berhenti dan menawarkan jasanya. Saya dan teman-teman beberapa kali salah mengira. Iya. Orang lewat kami kira tukang ojek! -___- Pantes aja orang itu nggak berhenti pas dipanggil : “ojek…ojek…”  Hahaha.

2. Oto Bemo
banyak hiasan berupa boneka kecil di dalam oto bemo
 Bentuk oto bemo di Ende, Flores sama seperti angkot atau bemo biasa. Hanya saja… Bagian dashboard oto bemo dipercantik dengan boneka-boneka kecil. Oto bemo juga full music reggae yang diputar dengan volumesangat keras. Tujuannya sih biar sopir dan penumpang terhibur. Hehehe. Awalnya saya dan teman-teman merasa bising dan nggak terbiasa dengan suara music yang terdengar memekakkan telinga. Ah, tapi lama-lama rasanya kayak makan nasi, alias wes biyasaaaa… :-)
oto bemo, full penumpang, full music
Ada oto bemo yang khusus beroperasi di dalam kota Ende dengan tarif Rp.1000-2000 rupiah. Oto bemo yang khusus dalam kota ini tidak memiliki rute trayek dan arahnya mengikuti lokasi tujuan para penumpangnya. Ada juga oto bemo yang beroperasi ke kota kecamatan. Beruntung lokasi penempatan saya termasuk mudah dijangkau. Saya cukup naik oto bemo dari lokasi penempatan  yang berada di kota kecamatan menuju kota Ende dengan jarak tempuh satu jam. Tarifnya juga terjangkau, hanya Rp.7000. Saya malas naik bemo yang masih kosong, karena bemo tersebut akan berputar-putar dulu untuk cari penumpang.

3. Taksi
Nah, di Ende ada pangkalan taksi juga lho! Kendaraan yang dipakai berupa mobil-mobil bagus seperti mobil avanza. Taksi di sini berfungsi seperti travel kalau di Jawa. Alias dicarter untuk antar kota di Flores atau untuk berwisata bagi rombongan luar pulau.  Pengemudi melajukan kendaraannya sangat kencang melewati kontur jalan yang berliku. Yupz, topografi Flores memang dipenuhi lembah, gunung dan pantai. Jadi, naik kendaraan taksi serasa naik roll coasteralami sensasinya. Tentunya ini berpotensi mengundang mual bagi yang nggak tahan. Keterampilan mengemudi mereka sangat lihai dan hampir tidak ada kecelakaan yang terjadi di sini.

4. Bis Kayu
bis kayu di kabupaten Ende, Flores
Oto kayu atau bis kayu adalah sebutan bagi kendaraan berbentuk truk yang dimodifikasi dengan deretan bangku-bangku kayu di dalamnya dan diberi atap di bagian atasnya. Bis kayu digunakan untuk sarana transportasi ke desa-desa yang sulit dijangkau. Bis kayu ini juga full music. Supir bis kayu memberikan pelayanan ekstra berupa pengataran penumpang sampai ke rumah masing-masing. Nggak hanya mengangkut manusia, hewan seperti sapi, kambing dan babi juga dinaikin ke sini bareng-bareng sama orang yang membawanya. Hehehe, indahnya saling berbagi tempat.  Saya pernah naik bis kayu yang dicarter pihak sekolah saat sekolah tempat saya mengajar mengadakan acara pesiar ke pemandian air panas.
Ngomong-ngomong tentang bis kayu, teman saya, Vida, memiliki pengalaman berkesan yang tak terlupakan. Dulu dia dapat penempatan di Sumba Timur, NTT. Beda pulau dengan saya di Ende, Flores. Dari desa penempatannya yaitu Okatana, membutuhkan waktu 12 jam untuk menuju Waingapu, ibukota kabupaten Sumba Timur.  Moda transportasinya adalah bis kayu. Jaraknya tidak sampai 100 kilometer. Hanya saja, kondisi jalan yang sulit dan ekstrim membuat waktu perjalanan menjadi sangat lama. Kalau musim penghujan, terkadang desa Vida banjir dan membuat daerah itu terisolasi. 
desa/sekolah tempat Vida dulu mengajar
Bis Kayu yang dinaiki Vida di Sumba Timur. Bentuknya sama seperti bis kayu di Ende
Pernah suatu ketika sedang musim hujan yang membuat kondisi jalan makin sulit dilalui. Vida naik bis kayu bersama hewan-hewan ternak milik penumpang lain. Malamnya saat melintas di hutan, ban bis kayu terperosok ke tanah yang becek. Otomatis perjalanan terganggu. Supir bis kayu dibantu oleh para penumpang laki-laki sibuk membenahi kondisi bis kayu semalaman. Akhirnya perjalanan itu memakan waktu 22 jam!

5. Bis Damri
bis damri dengan trayek kota Ende ke kota kecamatan maukaro
Bis damri berbentuk seperti bis biasa dan melayani rute luar kota dengan area tertentu.

Mana kendaraan yang ingin sobat naiki? :-D

Keterangan : semua dokumen milik pribadi.
Cerita selama di Ende-Flores bisa dibaca di sini

Antara Saya dan Teknologi, Kami Soulmate!

$
0
0


Saya iseng membuka-buka lemari. Niatnya sih, membereskan isinya. Dan.....saya menemukan album-album koleksi perangko, surat dan postcard dari artis cilik yang sedang hits jaman itu (Trio Kwek-Kwek dan Maissy) serta sekardus kecil surat-surat dari sahabat pena. Saya melihat-lihat benda yang memorableitu. Surat dari sahabat pena yang bervariasi dari tahun 1998 hingga 2007.Wah...rasanya seperti terbang ke masa lalu! Saya masih ingat, jaman SD masih suka kirim surat ke artis. Ketika dibalas, wuih girang maksimal deh. Padahal, paling-paling yang membalas bukan artisnya langsung, melainkan pihak manajemennya. Hehe. Sekarang? Aha! Menyapa artis cakep cukup lewat twitter, instagram, whatever ! :-) 
ada twitter dan instagram, kini 'menyapa' artis tidak perlu pakai surat lagi :-D



Seiring perkembangan jaman, teknologi kini kian berkembang. Termasuk teknologi computer dan teknologi informasi. Fungsi buku diary saya tergantikan dengan blog. Mesin ketik tua yang banyak berjasa saat saya pakai di kelas 5-6 SD untuk mengirim artikel kecil-kecilan sudah digantikan dengan komputer lalu laptop. Ah, sungguh! Terkadang saya merindukan bunyi “tik!tik!tik” mesin tua itu. Mengetik harus hati-hati, untuk memiliki duplikatnya harus fotocopy.
Dengan kemajuan teknologi, fungsi diary tergantikan oleh blog

Sekarang kalau mau melihat wajah orang yang jauh, ah saya nggak perlu nunggu jam tidur tiba lalu berdoa agar dipertemukan dalam mimpi. Cukup sambungkan koneksi modem di laptop, log in, chat , dan…taraaaa….ajaibnya dunia maya menjembatani pertemuan secara virtual. Surat menyurat dengan sahabat pena, mengirim kartu lebaran, memberi kabar kepada keluarga jauh yang dulunya memakai amplop dan perangko, kini tergantikan dengan e-mail. Adapun jejaring sosial ikut menjembatani komunikasi dengan kerabat dan keluarga.
Saya yang di Surabaya bisa bertatap muka dengan Fiqri yang di Jogja, lewat chatting :-p

Praktis bukan? Iya, praktis. Menyebarkan undangan pernikahan sampai saat ini masih trend, tetapi penyebaran kartu undangan kini makin terbantu dengan adanya jejaring sosial. Kemajuan teknologi informasi terasa menjadikan segalanya selangkah lebih mudah. Ada kabar apapun bisa cepat disampaikan kepada kerabat yang jauh. Tidak perlu lagi ‘menerbangkan’ kabar itu melalui telegram atau perangko. 

Seperti itulah lekatnya teknologi dalam hidup saya. Teknologi komputerdan teknologi informasi tidak bisa terpisahkan dari hidup saya.. Tapi kalau dipikir-pikir.....di sisi lain ada nggak enaknya juga sih. Kalau dulu, tarif untuk berkomunikasi cenderung mahal, orang tidak terlalu mengkhawatirkan keluarganya yang belum menghubunginya hingga seminggu. Nah, sekarang? Wah, orang tua saya di rumah sudah bertanya-tanya jika saya tidak memberi kabar lewat SMS atau telepon menggunakan ponsel cerdas. Yap. Kini ponsel. Bukan lagi pager, telepon umum kartu atau koin yang pernah nge-hits di era tahun 1996-2000.Dulu, nggak online berminggu-minggu nggak masalah karena warnet jauh dan mahal. Sekarang, dengan kemudahan fasilitas, sehari nggak buka internet rasanya kok kurang afdol. Hahaha. Apakah semakin maju teknologi membuatorang semakin mudah merasa cemas ya? 
Poscard dari artis cilik, surat sahabat pena, album perangko, koleksi saya semasa SD. Jadoel kan? Tapi unik :-)

Kemajuan teknologi informasi dan komputer seolah memanjakan hidup saya. Namun, di sisi lain, saya merasa ada sebuah keindahan dan nuansa yang hilang. Saya merasa ‘kehilangan’ rasa bahagia saat menerima kartu lebaran maupun surat yang dikirim via pos. Tukar-menukar perangko, kartu pos, kirim surat ke artis idola...Ah...sungguh, itu lebih memiliki seni dan keunikan tersendiri daripada e-mail dan twitter. Hehehe. Bandingkan dengan kini. Terkadang ingin mengetahui kabar teman saja, kadang orang cukup melihat recent update statusnya tanpa perlu bertanya. Atau, pernahkah sobat melihat orang yang lebih asik ‘pacaran’ sama gadgetnya ketika ngumpul-ngumpul dengan teman lain? Ah…cukuplah teknologi ini mendekatkan yang jauh dan semoga tidak menjauhkan yang dekat.

Saya juga mengenang momen hidup ‘susah’. Misalnya, dulu kalau untuk membuat tugas kliping jaman sekolah, saya harus mencarinya dengan susah payah di koran-koran, majalah dan buku. Berbeda dengan saat saya kuliah, mengerjakan tugas kliping rasanya lebih gampang. Tinggal searching di google, pilih, lalu di-print.
Contoh tugas klipingku waktu SMA, cari bahannya manual di koran daan majalah
Tugas kliping sewaktu kuliah, bisa searching di google
 Saya menikmati tahap demi tahap kemajuan teknologi dan bersyukur pernah merasakan seni-nya hidup di era tahun 1990-an!

Add caption

Kuliner Sushi di Cilacap

$
0
0

Suatu ketika menjelang datangnya bulan ramadhan 2013, saya kebetulan sedang berada di rumah di kota Cilacap. Sahabat saya, Ambalika sms yang intinya begini:
“Ikutan makan sushi yuk Na! ”
Saya butuh waktu beberapa menit untuk balas sms itu. Mikir, men! Di satu sisi penasaran kayak aparasanya.  Sushi yang makanan Jepang itu? Ah, makanan asing. Lidah saya kan lokal bangeeet. Alias lebih suka dengan kuliner khas Indonesia. 
“Kita doang?” jawab saya singkat.
“Nggak lah. Mau ditraktir nih sama Mas Sigit.”
Ditraktir? Gratis donk. Hehehe. Siapa yang bisa nolak kalo ada rejeki? *nyengir*
Hore makan-makan!


Setelah janjian, kami bertiga menuju Sushi Donbouri, Jalan A.Yani, Cilacap, Jawa Tengah.  Ruangan rumah makan ini tidak luas, tapi tenang aja...muat kok untuk bertiga. Mas Sigit mempersilakan kami mau milih menu apa. Saya yang tentunya asing dengan nama-nama kuliner Jepang ini tentu memilih dengan menggunakan feeling. Dan pilihan saya jatuh kepada seporsi Salmon Teriyaki Don. Lika dan Mas Sigit memesan Beef Katsu Bento dan Salmon Teriyaki Bento. Mas Sigit memesan menu tambahan untuk dimakan bersama yaitu Salmon Salad Roll. 


sebagian daftar menu kuliner di suhi donbouri
Salmon Salad Roll

Nggak lama kemudian pesanan datang. Yeay, kami langsung menyantapnya! Masakan yang saya pesan berupa suguhan daging ikan salmon yang diolah ala Jepun. Hmmm..rasanya enak dan tidak aneh di lidah! Tidak mentah seperti dugaan saya sebelumnya. Niatnya Cuma icip-icip, eh ternyata habis seporsi hehe. Saya dan Lika kesulitan memakai sumpit. Kami menyerah dan memilih pakai sendok dan garpu yang tersedia saja. Indonesia banget! Sementara Mas Sigit terlihat piawai menggunakan sumpitnya. 

Salmon Teriyaki Don



Beef Katsu Bento


makan sushi ^_^
“Dulu pernah kerja di Jepang setahun, abis lulus kuliah. Awalnya susah ya ampun sampe diketawain si bos. Lama-lama biasa deh.” Kata Mas Sigit.
Oh pantesan.
Menurut Mas Sigit lagi, rasa sushi di Sushi Donbouri ini agak berbeda dengan sushi yang dimasak langsung di Jepang.  Kalau di Jepang kan bahannya langsung dari sana.
Hmmm..gini toh sushi. Mas Sigit bilang, sushi itu sejenis nasi yang digabung sama sedikit lauk kayak daging atau ikan, terus digulung pake rumput laut.  Selama ini saya cuma liat gambarnya saja. Tiap daerah di Indonesia saja berbeda masakan khasnya, apalagi negara yang berbeda dengan Indonesia.


habis kuliner sushi capcuss ke masjid agung cilacap. solat magrib. bye...

Adzan maghrib berkumandang tidak lama setelah kami usai menyatap sushi tersebut. Kami pun langsung beranjak ke Masjid Agung yang tidak jauh dari lokasi kuliner sushidi Cilacap.

Asyiknya Cave Tubing Goa Pindul di Kabupaten Gunung Kidul

$
0
0


nunggu giliran, antri karena rame banget

 Waktu liburan adalah waktu yang sangat menyenangkan. Selain berjalan-jalan di kota Jogja, kami juga memanfaatkan waktu liburan ini untuk mencari alternatif wisata alam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pilihan kami jatuh ke wisata goa pindul yang berlokasi di Desa Wisata Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul. Meskipun pernah ke daerah Wonosari, Kab.Gunungkidul, tetapi kami nggak hapal lokasi Goa Pindul tersebut. Berbekal searching di internet, kamipun mendapatkan petanya yang kemudian disimpan di ponsel. (Saya lebih suka mengandalkan peta daripada GPS hehe)


Cuaca hari itu nggak begitu bagus. Dari pagi, mendung memayungi kota Jogja. Sambil berharap nggak hujan, kami berangkat ke gunungkidul (itu bukan nama gunung, melainkan nama sebuah kabupaten di DIY). Kami membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dengan kendaraan pribadi untuk sampai ke Wonosari.


welcome to desa wisata bejiharjo!  foto ini diambil dari album  kak maisya di sini

Setibanya di sana, kami membayar tiket masuk. Kami diberi fasilitas sepatu, pelampung dan ban karet berwarna hitam. Pengunjung yang datang sangat ramai karena bertepatan dengan musim liburan anak sekolah. Banyak rombongan dengan bus-bus besar yang berasal dari Jawa Timur dan DKI Jakarta. Kami harus bersabar menanti giliran masuk goa pindul sambil duduk manis di atas ban dengan mengenakan jaket pelampung.


goa pindul, ada sungai di dalamnya

Begitu giliran kami tiba, pemandu mengarahkan kami dan harus berpegangan tangan dengan orang di sampingnya. Inilah yang disebut cave tubing, menyusuri sungai yang mengalir di bawah goa dengan menggunakan ban karet. Pemandu juga menjelaskan tentang goa pindul. Goa ini memiliki kedalaman yang bervariasi antara 5-12 meter dan panjangnya sekitar 300 meter. Stalagtitnya gede-gede dan bagus. Aliran sungainya tenang, tetapi jangan coba-coba menceburkan diri saat di tengah karena sungainya dalam.


waktu di dalam goa pindul nih
Fiqri entah ngeliatin apa :-p

Sesampainya di tengah, keadaan gelap gulita dan pemandu menyalakan lampu penerang yang dibawanya. Wow. Terlihatlah keindahan alami goa ini. Saat sampai di pinggir, barulah terlihat cahaya luar yang menerangi dan memantulkan kemilau. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk menyusuri Goa Pindul. Untungnya hujan baru turun dalam pejalanan kami pulang kembali menuju kota Jogja.

Wisata di Desa Wisata Bejiharjo buka setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB. Sebenarnya masih banyak wahana lain yang tak kalah menarik di Desa Wisata Bejiharjo. Misalnya, oyo river tubing, flying fox, Goa Glatik, Outbond dan wisata ke pabrik minyak kayu putih. Kapan-kapan deh di lain waktu!


saya, nampang usai menusuri sungai di goa pindul

Tips :
-Usahakan sampai di Desa Wisata Bejiharjo tidak kesiangan agar dapat menikmati banyak arena wisata yang ada.
-Bawa uang cash lebih buat jaga-jaga. Nggak ada ATM di sekitar lokasi.
- Banyak orang yang menawarkan tarif mahal kepada wisatawan untuk sampai di Desa Wisata Bejiharjo. Tarif wisata Goa Pindul memang murah, Rp.30.000 untuk umum dan Rp.25.000 untuk pelajar dan mahasiswa. Namun, panduan menuju ke sananya itu biasanya dikenakan tarif khusus.
Lebih baik memakai jasa wisata yang resmi saja. Sebelum memasuki Wonosari, pengunjung akan menemui banyak stand di pinggir jalan yang memberikan informasi mengenai Desa Wisata Bejiharjo, khususnya wisata Goa Pindul yang menjadi andalan. Kunjungi saja stand itu. Mereka akan memberikan kita guide yang memandu perjalanan kita untuk sampai ke Desa Wisata Bejiharjo gratis tanpa dikenakan biaya pengantaran. Maklum, petunjuk arahnya memang kurang sehingga kerapkali membuat orang yang tidak familiar bingung dengan rute jalannya. Meskipun demikian, jalan yang dilalui bagus kok.
Selamat berwisata! ^_^

Nasi Krawu, Masakan Khas Gresik

$
0
0


 Saat main ke rumah Vida ke Gresik belum lama ini, sahabat saya itu mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas daerahnya.  Kuliner khas Gresik, Jawa Timur adalah nasi krawu. Yap. Saya lihat banyak tempat menjual nasi krawu, mulai dari pedagang di pasar, warung hingga rumah makan. Bahkan, terkadang ada yang menjajakan masakan khas Gresik ini di pinggir jalan di Surabaya. Nama nasi krawu belum pernah saya dengar sebelumnya sehingga sukses membuat saya penasaran kayak apa sih rasanya ?


Ajakan Vida sukses menjawab rasa penasaran saya. Kami memesan nasi krawu di sebuah warung makan dekat alun-alun kota Gresik.  Kota ini merupakan kota industri yang memiliki banyak pabrik, ramai dan kepadatan penduduknya tinggi. Harga satu porsi Nasi Krawu yaitu Rp.14.000.
“Makanan di Gresik rata-rata mahal Na. Soalnya di sini UMR (Upah Minimum Regional) tinggi, trus kota industri maju juga, “ kata Vida.
nasi krawu, kuliner khas Gresik, Jawa Timur
 Nasi Krawu merupakan masakan yang tediri dari nasi putih  dengan lauk suwiran daging sapi yang diolah dan mengandung banyak minyak, kemudian ditambah taburan khusus seperti serundeng, berwarna kuning, merah dan mangut. Yang warna kuning rasanya manis,yang merah terasa agak pedas.  Sedangkan mangut  dibuat parutan kelapa muda dicampur dengan  kluwuk. Penjual nasi krawu tidak lupa menambahkan sambal yang pedas banget. Sambel disisihkan di tepi piring agar tidak tercampur dengan nasi dan lauk. Mau ditambah kuah semur juga bisa. Kuah semur terbuat dari olahan jeroan sapi. Penyajian nasi krawu dengan piring yang dialasi daun pisang. Menurut Vida, jika belinya di pasar malah dibungkus langsung dengan daun pisang.
Vida menyantap pesanannya
Nasi krawu merupakan masakan khas Gresik yang rasanya khas. Masakan ini bisa dibungkus dan lauknya diberi kuah agar awet jika hendak dibawa sebagai bekal makanan. Namun, sepertinya kurang disarankan disantap bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi.

*gambar sedang proses peng-upload-an hehe

[Flash Fiction] - Laris

$
0
0
foto: doc. Rinrin Indrianie

“Silakan. Ini bakso pesanannya…” abang bakso berkata ramah sambil meletakkan dua mangkuk bakso pesanan pembelinya.
Siang itu cuaca sangat panas, tetapi tidak menyurutkan orang-orang untuk menyantap bakso plus sambal pedas serta memesan es teller. Sambil mencuci mangkok-mangkok, abang bakso menguping pembicaraan pembeli baksonya.
“Bakso di sini enak banget! Laris. Bikin ketagihan!”
“Iya. Apa sih rahasianya? Udah murah, enak, gede lagi pentolnya. Aku mau kerja nyambi buka usaha warung bakso ah kalo lulus kuliah!”
“Sayangnya warung ini nggak buka cabang.”
Abang bakso tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
***
 Senja mulai muncul memayungi rumah si Abang bakso yang baru saja selesai direnovasi.
“Hari ini tiga ratus mangkok bakso laris, mah. Tapi mamah sabar ya. Minggu depan aku belum bisa ajak mamah jalan-jalan ke Bandung lagi. Duitnya mau aku pakai untuk belikan anak kita si Satria, motor satria fu baru. Satria sudah bosan dengan motor bebek lamanya. Kasihan.”
Muka istri Abang bakso berubah masam. “Tapi kok kita belum bisa jalan-jalan lagi sih Pah? Trus kapan aku diajak pesiar lagi?”
“Bulan depan saja ya mah? Aku lagi pusing. Bingung kenapa tikus-tikus di sawah kita sekarang sudah berkurang jumlahnya. Hampir tidak ada. Terpaksa porsi daging sapinya dibanyakin. Sabar, mamah. Sepertinya keuntungan kita akan sedikit berkurang…..”


-SELESAI- 

Jumlah kata : 199 kata tidak termasuk judul. (Persyaratan maksimal 200 kata)
Cerita 100% fiktif belaka.
Kritik dan saran dengan senang hati saya terima :-)

 Diikutkan dalam : Monday Flash Fiction Prompt #39: Bowls of Balls

Berwisata Sekaligus Belajar di Eco Green Park

$
0
0
rumah terbalik
 Sambil berkeliling, saya mengamati tata ruang yang ada di dalam rumah ini. Semuanya dipasang dalam kondisi terbalik! Meja, kursi, perabotan dapur, lampu bahkan kloset duduk. Dengan pelan saya berjalan menuju dapur yang wastafelnya terbalik. Kemudian…. Prangggg!!! Suara gelas dan piring pecah terdengar nyaring. Jatuh dari tempatnya dengan sendirinya. Ketika saya melewati pinggir kloset, omaigad… kotoran jatuh keluar dari dalamnya!


Untunglah semua itu hanya replika. Semuanya tidak sungguhan , kotoran dan klosetnya pun cuma mainan. Yap. Saya tidak sedang bersemayam di negeri antah berantah maupun negeri dongeng. Saya sedang berada di rumah terbalik, salah satu dari sekian puluh wahana yang ada di Eco Green Park. Lokasinya di kota wisata Batu, Malang, Jawa Timur dan bersebelahan dengan Jatim Park. Saat mengantri membayar tiket masuk, saya bertanya-tanya seperti apa wahana yang ada di dalamnya. Menurut brosur yang saya baca, lokasi ini memiliki 35 wahana yang memadukan konsep wisata alam, kebudayaan, lingkungan dan seni. Setelah membayar tiker masuk ( seharga Rp.45.000/orang saat week day atau high season dan Rp.30.000/orang untuk hari Senin-Kamis). 
replika candi.

budidaya tanaman juga ada!
Wah, benar saja. Saat masuk ke dalamnya, saya terpukau. Nuansanya benar-benar edukatif. Obyek pertama yang tampak di pandangan mata saya adalah replika candi prambanan. Saya terus melangkahkan kaki dan sampai di taman unggas. Sesuai namanya, taman unggas ini berisi aneka satwa lucu yang didatangkan dari luar negeri. Wah...selama ini saya hanya melihatnya di televisi saja. Ada keterangan nama satwa di papan dekat kandangnya. Eh, sekarang melihat yang nyata tanpa perlu jauh-jauh ke luar negeri. Kebun binatang modern nih! Saya juga dapat melihat benda yang terbuat dari daur ulang, misalnya replika bentuk gajah yang tersusun dari televisi bekas dan potongan balok kayu yang dibuat hiasan bentuk hewan.
wahana jungle adventure
king of duck = taman kerajaan bebek
Setelah taman unggas, masih banyak wahana yang bisa dinikmati secara gratis tanpa ada tambahan pungutan biaya. Mulai dari taman burung, monumental atau replika candi yang mirip dengan aslinya, pengolahan limbah, rumah strawberry, jamur dan taman karnivora, kebun sayur mayur, pengolahan susu sapi, pasar burung, insectarium, eco journey yang mempertontonkan kehidupan prasejarah hingga modern dengan menggunakan kereta, jungle adventure, tayangan multimedia 3 dimensi, plaza music, taman elang dan bangkok, fish theraphy dan tentunya ada food court dan kafe berhias bunga yang menyediakan berbagai pilihan makanan dan minuman. Tempat beribadah hingga minimarket juga tersedia di sini. 
INSECTARIUM
Orang dewasa saja betah berlama-lama, apalagi anak sekolah! Saya sebagai pengunjung dimanjakan dengan berwisata sambil ‘belajar’ di sini. Semuanya unik, terawat dengan baik dan menarik. Ada rumah cermin yang membuat saya tersesat dan nggak tau arah jalan pulang saat masuk di dalamnya. Saya bagai butiran debu (ah, lebay …please stop, Na). Akhirnya saya menyerah dan memencet tombol bantuan untuk mendapatkan petunjuk jalan keluar. Ada juga teater tiga dimensi yang menampilkan film pendek hanoman berdurasi sekitar 10 menit. Bentuk layarnya seperti kubah dan lantainya bisa bergeser sendiri. Saya harus menengadahkan kepala untuk melihat film yang diputar di layar di seluruh penjuru ruangan.
gajah, disusun dari puluhan tivi bekas
Untuk menikmati dan melihat puluhan wahana yang tersedia, saya tidak merasa lelah berjalan kaki. Konsep dan rute dalam Eco Green Park sudah diatur sedemikian rupa dan jalannya berkelok-kelok sehingga memungkinkan pengunjung dapat melihat pilihan wahana yang tersedia. 
Foto selfie tema pinky :-D
Eco Green Park buka mulai pukul 09.00 WIB ini tutup pukul 17.00 WIB. Masuk ke dalamnya, Anda tidak akan menyesal :-)

Resep Sop Ikan Patin

$
0
0
 
Dulu saya pernah kuliner sop ikan patin khas Kalimantan di sebuah rumah makan. Ternyata, bikin sop ikan patin sendiri di dapur itu mudah! Tentu bukan khas Kalimantan ala rumah makan itu. Nah, kebetulan nih saya di rumah, menu ini menjadi salah satu menu andalan yang sering dimasak di rumah. Apalagi Bapak dan Ibu saya di rumah sebisa mungkin menghindari makanan yang kadar kolesterolnya tinggi, seperti cumi-cumi, kerang dan udang. Jadinya saya masak ikan saja. Selain mengandung banyak protein, juga mengandung banyak vitamin dan nilai gizi yang tinggi.
Yuk simak resepnya!


Bumbu:
3 siung bawang putih
Merica
1 ruas jahe, memarkan.
Bawang merah, iris tipis lalu digoreng
1-2 ekor ikan patin, potong-potong, rendam dalam air perasan jeruk nipis agar tidak amis
Loncang sledri
Brokoli, boleh juga kembang kol
Wortel, iris-iris
Cesim
Gula, Garam
Penyedap Rasa (sesuai selera)

Cara Membuat
1.Haluskan bawang putih dan merica. Tumis. Saya numisnya pakai minyak jagung yang non kolesterol.
2.Panaskan air 600 mililiter (3 gelas belimbing). Masukkan jahe dan tumisan bawang putih. Jahe di sini berfungsi untuk menghilangkan bau amis ikan patin.
3. Setelah air mendidih, tiriskan ikan patin. Rebus di dalam air.
4. Setelah ikan lunak dan terasa matang, masukkan potongan wortel.
5. Setelah wortel agak lunak, masukkan loncang, sledri, brokoli, cesim.
6. Tambahkan gula dan garam sambil dicicipin. Pas atau enggak rasanya. Bagi yang menginginkan, bisa ditambahkan penyedap rasa.
7. Biarkan sebentar, taburi bawang goreng. Angkat dan sajikan hangat bersama nasi dan tempe atau tahu goreng.

Untuk : 3-5 porsi.

Peristiwa Manis? Sesederhana Ini....

$
0
0
Mengalami moment manis dalam hidup? Tentu saja aku pernah.
Nggak harus se-so sweet film-film cinta-cintaan atau film korea.Momen manis bisa juga berupa hal kecil dan perhatian kecil yang menyentuh hati.  Misalnya? Sesederhana ini....
Momen itu terlukis saat aku aku masih di Ende sebelum kepulanganku kembali ke Jawa, sekitar bulan Oktober 2012. 
Aku dan beberapa muridku
"Wah, Ibu tinggal di sini sedikit lagi ya. Sampai bulan Desember...." kata murid-muridku seusai aku mengajar di kelas XII. Kata "sedikit" di ende berarti= sebentar. Kata "sebentar" di ende berarti= nanti.
"Ow..tida e.. Ibu pulang akhir Oktober, Nak..." kataku.
"Hahhh??? Kenapa bisa begitu Bu?? Sedikit lagi dong..." terdengar nada kecewa yang digumamkan seorang muridku.
Murid-murid yang lain sibuk menimpali...
"Ibu jangan pergi sebelum kami lulus..."
"Ibu mengajar di sini saja terus..."
"Kami ikut lah Bu...masuk ke koper ibu gitu..."
"Balik lagi ke Flores ya Bu...."
Kalau kalimat yang terakhir tadi aku menjawab : " Kamu saja yang kuliah atau kerja di Jawa, Nak."


Semenjak mereka mengetahui bahwa jadwal kepulanganku ke Jawa dipercepat, aku kerap mendengar kalimat bernada sama tiap aku masuk kelas : "Bu, Jangan pergi..."

Hmm...gimana nggak berat kalau gini :')

Saat jam istirahat tiba, seorang murid menghampiriku.  Namanya Adelbertus, atau akrab disapa Ril. Siswa kelas XI IPA. Semangatnya begitu tinggi untuk bisa jadi orang sukses. Semangat itu terpancar dari binar matanya ketika saya menceritakan tentang kehidupan di Jawa. Sikapnya kritis dan sangat aktif di kelas, juga cukup humoris. Berbeda dengan temannya yang hampir semua berangkat sekolah dengan jalan kaki atau kendaraan umum, ia naik motor king yang telah dimodifikasi yang diberikan oleh ayahnya. Meskipun demikian, ia berasal dari keluarga yang sederhana dan memiliki banyak adik.
 
ril, sapaan akrab dari adelbertus
Dia memiliki cita-cita yang berbeda dari siswa kebanyakan. “Saya ingin jadi ilmuwan atau ahli di bidang geografi, Bu.” Katanya sambil tertawa lebar. Namun, cita-cita itu tidak membuatnya berminat ke jurusan IPS. “Kalau nanti masuk IPS, persaingannya di kelas kurang Bu. Jadi pilih masuk IPA saja, soalnya ada persaingannya di kelas. Jadi semangat belajar.” Begitu alasan yang dikemukakan oleh sang juara kelas ini.

“Ada nggak sih Bu, kuliah gratis? “

“Kelak, coba saja yang ikatan dinas Akademi Meteorologi dan Geofisika di Tangerang, Jakarta. Kalau kamu lolos, Ibu yakin kamu pasti suka kuliah di situ karena itu sesuai dengan minatmu.”

“.Mudah-mudahan Tuhan kasih saya bertemu dengan Ibu dan Pak Tri lagi. Saya mau kasih liat kalo saya sudah jadi orang sukses. Pasti Pak Tri dan Bu Ina bangga pernah punya murid seperti saya....”

Saya terharu. Banyak siswa di sini yang memiliki cita-cita dan semangat tinggi. Tetap semangat berjuang, Nak. Tuhan memberkatimu.
 
mamak asuhku (kiri) mengantar aku (kanan) ke bandara ende
Dan tibalah saat hari kepulanganku ke Jogja. Hari itu aku harus melewati 3 rute penerbangan : ende-kupang (merpati) , kupang-bali (garuda) dan bali-jogja (garuda). Mama asuhku mengantarkan Dian, Julia, Teh Erma dan aku sampai ke Bandara Ende. Bapak asuh tidak bisa ikut karena sedang dinas ke Kupang. Selama di Ende, mereka sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.  Anak-anak mamak sudah seperti adikku sendiri. Aku masih ingat saat aku sakit tipus, aku memilih ijin dari rutinitas mengajar dan pergi ke kota Ende untuk memulihkan kondisi. Aku beristirahat di rumah Bapak dan Mamak asuhku. Setiap pagi, mamak membuatkan bubur dari beras merah. Kalo orang sakit tipus kan ususnya rentan, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang susah dicerna.
“Mamak buatkan taplak meja untuk kalian. Nanti sampai di Jawa dipakai ya. Ini mamak sendiri yang rajut....” kata Mamak sambil memberikan kenang-kenangan berupa taplak meja. Andai mamak tahu, sekarang taplak meja itu ada di meja ruang tamu rumahku! :-)

Nah, kalo di Bandara Ende kan jarak antara landasan dengan pagar sangat dekat. Hingga pesawat hendak lepas landas, aku masih bisa menyaksikan dari jendela pesawat kalau mamak dan adik-adik masih menunggu di pagar sambil mengusap sudut matanya. Sama seperti mamak, mataku juga berkaca-kaca. Karena terharu, aku lupa dengan pesan dari murid-muridku yang meminta agar aku membaca surat dari mereka di pesawat saja. Ah! Kini, sudah setahun lebih aku tak berjumpa. Semoga Allah senantiasa melindungi mamak dan bapak asuh di sana :-)

[Mozaik Blog Competition 2014] Menulis itu Bikin Hidup Jadi Lebih Hidup

$
0
0


 Event Mozaik Blog Competition sponsored by beon.co.id



Kegemaranku menulis berawal dari hobi membaca majalah Bobo, majalah Aku Anak Saleh dan novel Horor Goosebumps karya R.L Stine saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Halaman demi halaman yang kubaca demikian menarik sehingga aku penasaran untuk mencoba mmembuat tulisan. Aku mulai menulis pengalaman, puisi, cerita lucu ke majalah anak. Karena jaman itu komputer belum trend, aku berusaha menulis dengan tulisan tangan serapi mungkin. Gawat kan kalau tulisanku kayak cakar ayam, bisa-bisa redaksinya ogah membaca tulisanku. Hehehe.
karyaku yang dimuat di majalah anak tahun 1999-an
 Dari situlah aku mendapat banyak kiriman surat dari sahabat pena di nusantara. Apalagi saat karyaku dimuat di majalah. Wah aku senang sekali! Hadiah-hadiah kecil dari majalah itu seperti adalah reward yang memacuku untuk lebih bersemangat menghasilkan karya lain. Beruntung aku memiliki orang tua dan adik yang sangat mendukung hobiku ini.  Setelah itu, aku bertahap membuat tulisan dengan menggunakan mesin ketik.


Saat aku masih SMA, kebetulan ada lomba menulis cerita pendek di majalah kaWanku. Wah, cerpennya harus diketik pakai komputer. Sedangkan aku kan nggak punya komputer! Akhirnya, aku menulis cerpen itu dalam bentuk coret-coretan tulisan tangan di halaman kertas yang nggak terpakai. Setelah itu aku merevisinya secara manual. Coret,edit, ganti di kertas yang baru. Begitu terus berulangkali. Setelah merasa yakin, barulah aku pergi ke rentalan komputer naik angkutan umum sepulang sekolah. Begitu juga saat mengeposkannya. Ternyata yang ikutan lomba banyak banget. Menurut info di majalah, ada 2100 naskah yang masuk. Makanya waktu aku melihat ada namaku menjadi salah satu dari 16 pemenang, aku sempat nggak percaya. Wow! Ini surprise!

Di samping sisi manis menjadi penulis, ada juga sisi kecutnya. Yaitu ketika naskahku nggak lolos lomba, nggak lolos seleksi antologi atau nggak lolos dalam saringan redaksi media. Hal itu nggak hanya sekali-dua kali terjadi, tetapi sering. Sempat ada rasa kecewa sedikit. Namun,  aku nggak mau putus asa. Namanya juga usaha, nggak ada yang instan. Beda dengan kopi dan mie, hehehe.  Dari kegagalan itulah aku belajar bahwa penulis harus kerja keras. Mencoba, mencoba dan terus mencoba agar karya yang dihasilkan semakin baik. Menurutku, itu tidaklah mudah karena tentu halangannya banyak. Kesibukan, aktivitas pekerjaan, mood-mood an, ide mandeg,kejenuhan, rasa kecewa jika karyanya nggak lolos dan lain-lain. Nah, untuk itulah yang namanya konsistensi diperlukan.

Terus ada lagi nggak Na? Oh,ada!
Beberapa bulan yang lalu, sebuah komentar pedas datang dari seorang teman yang belum lama kukenal. Waktu mengetahuiku mendapat hadiah dari sebuah giveaway di blog, dia bilang  “Ih hobi kamu nulis? Mau jadi penulis gitu? Apaan tuh penulis. Hobinya aneh banget buang-buang waktu. Bikin yang kayak gitu kan gampang.”
Awalnya aku kaget. Teman-teman dan para sahabat yang sudah lama kenal sama aku nggak ada yang pernah berkomentar demikian. Nah, komentar ini malah datang dari orang yang sama sekali nggak punya blog dan nggak berkarya dalam bidang apapun termasuk kepenulisan. Akhirnya aku santai aja dan mengabaikan perkataannya. Orang yang mencela belum tentu bisa berkarya.

Menjadi penulis membuat saya menjadi kaya. Tidak secara materi, tetapi secara pikiran.  Selain membuka cakrawala pikiran, menulis juga membuat hidup terasa lebih hidup.  Ada efek senang ketika bisa menghasilkan sebuah tulisan. Setidaknya, ide-ide yang berkelebat di pikiran dan pengalaman dalam hidup bisa diabadikan menjadi karya bukan? Seperti sebuah kutipan menarik dari Pramoedya Ananta Toer : Jika umurmu tidak sepanjang dunia, maka menulislah. Aku juga  terinspirasi dari kisah-kisah motivasi yang ditulis oleh Asma Nadia yang menggugah hati, novel-novel romantis yang ditulis oleh Andrei Aksana dan Mira W hingga karya-karya Helvy Triana Rosa yang berprofesi sebagai dosen.  Di balik segudang aktivitas dan tuntutan profesinya, Helvy tetap mampu menghasilkan karya tulisan yang manis.
 
Sampai saat ini, menulis adalah hobi yang mengasyikkan bagiku.  Apalagi kehadiran blog, grup-grup penulis, grup blogger, dan indie publisher yang ada bisa mewadahi penulis agar tetap eksis. Di samping itu, butuh keberanian juga dalam menulis.  Misalnya? Aku mencoba ikutan event dari Mozaik Indie Publisher ini.  Apapun hasilnya, yang penting sudah mencoba.  Menjadi penulis, yang penting terus mengembangkan kemampuan dan siap menerima kritikan dari khalayak yang membaca tulisanku.

Sate Ambal Khas Kebumen, Nyam Nyam Nyam!

$
0
0
Alhamdulilah rumah sudah move on dari abu vulkanik. Entah deh, tu debu nyasar sampe Cilacap segala. Sampe-sampe berasa nyuci rumah sekalian isinya huahaha *tawa miris*
Hmmm daripada ngomongin abu, mendingan ngomongin kuliner lagi ah! Sobat ada yang pernah ke daerah Kebumen, Jawa Tengah? Kalo misalnya kapan-kapan nyangkut di sana, tersesat, main, mbolang atau sekedar numpang lewat di sana, luangkan waktu sejenak untuk minta sumbangan, upsss.... sori sori, pura-pura salah ketik. Untuk KULINER sate ambal! Sebenernya di Cilacap juga ada warung makan yang khusus menjual Sate Ambal khas daerah Ambal, Kebumen ini sih. Rasanya nggak beda. Tapi lebih afdol kuliner langsung di daerah asalnya kan? Iya kan? Iyain aja deh. *maksa*

penampakan sate ambal beserta bumbu satenya. Lezaatt!
By the way, apaan tuh Sate Ambal? Apa bedanya sama spesies sate biasa?

Sate ambal terbuat dari daging ayam yang diolah dan direndam dalam aneka bumbu rempah-rempah sebelum dibakar sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda. Manis sekaligus gurih. Bumbu sambalnya terbuat dari campuran tempe rebus yang ditumbuk halus, kacang tanah dan kuah rempah.

Sewaktu kami sekeluarga melintas di Kebumen yang merupakan wilayah perlintasan antar kota di jalur pantai selatan Jawa Tengah, kami menjumpai banyak warung sate ambal bertebaran di Kebumen. Kebetulan mau ke Cilacap dari arah Jogja kan lewat Kebumen dan kebetulan pas jam makan siang. Nggak sulit untuk menemukannya.  Setelah memesan empat porsi untuk Bapak, Ibu, aku dan adek, sate ambal plus bumbunya terhidang bersama sepiring nasi hangat dan minuman. Kalau mau pake lontong juga ada. Hwaaaa santap! Nyam nyam nyam. Edisi kuliner kali ini aku menggendut karena sate ambal. Walaupun akhirnya nggak bisa jadi gendut (udah dari sononya).

Sate Ambal memang lezat! Harganya juga terjangkau, seporsi isi 10 tusuk  Rp.14.000. Akupun kenyang. Hatikupun riang :-D

Ada yang pernah nyobain juga?

Ketika Debu Merajalela... ~(0_o)~

$
0
0

Masih ingat sama bencana Gunung Kelud meletus dua minggu yang lalu? Gunung ini terletak di daerah Kediri, dekat Malang, Jawa Timur. Abu vulkaniknya menyebar ke arah barat daya. Imbasnya, daerah seperti Madiun, Ngawi, Sragen, Solo, Jogja menjadi lautan debu yang nggak hanya menghambat aktivitas saja. Melainkan juga nempel di pepohonan, jalan dan bangunan. untung nggak nempel di hati . Hihihi. Sekolahan ampe diliburin dua hari. Daerah baratnya Jogja juga kena sih, hanya saja nggak separah Jogja dan daerah-daerah timurnya Jogja. Orang-orang pake masker kalo keluar. Ciyeee..kalian yang seharusnya nge-date nggak jadi nge-date. Yang harus tetep berangkat ngantor, harus pake perlindungan ekstra juga biar nggak kena polusi. Yang udah siap-siap move on, malah tertunda. Alay-alay ma cabe-cabean juga gak nongol di jalan raya deket rumah.  Hahaha~~~


Ternyata eh ternyata abunya memayungi Cilacap juga. KYAAAA~~~ semuanya penuh butiran debu abu-abu. (Aku terjatuuh dan bisa bangkit lagi~~~wo ooo~~) Halaman rumah perlu dikeruk abunya.  Kalo dikumpulin udah bisa dikiloin tuh abu. Yach...selaras senada dan seirama dengan orang-orang, debu juga bikin aku malas keluar rumah kalo gak ada keperluan urgent. Di balik parahnya abu tersebut, aku ngeliat banyak orang yang tetap giat bekerja. Bahkan dihari pertama-kedua pasca gunung meletus.

Misalnya....
kuli panggul di pasar beringharjo . doc:pribadi
 Pedagang pempek, bakso,  pedagang nasi goreng dan mie keliling, pedagang roti yang keliling di sekitar rumahku di Cilacap. Warung-warung kecil. Ibu-ibu kuli panggul di Pasar Beringharjo. Waktu aku nemenin budeku beli wadah gede buat naruh air, bude memakai jasa kuli panggul untuk mengangkut barang-barang dari lantai 3 beringharjo hingga ke lantai dasar. Soalnya belanjaannya susah kalo dibawa sendiri.

Ada juga pedagang-pedagang asongan seperti ini :
( sumber gambar dari halaman "Jancuk Suroboyo" klik di sini )

Ada alasan mendasar mengapa mereka tetap bekerja di tengah debu yang merajalela. Yups. Mencari nafkah. Mungkin untuk benerin genteng rumah yang bocor, mungkin untuk biaya beli kebutuhan dapur biar tetap ngebul, mungkin untuk membelikan anaknya baju, nabung buat bayar sekolah anak. Sehari nggak kerja, penghasilanpun berkurang. Mereka tangguh. Yang penting kan halal. Menurutku pekerjaan seperti itu jauh lebih terhormat ketimbang orang yang berlimpahan duit karena rakus makan duit yang semestinya jadi hak rakyat atau orang lain :-)

*gemesss banget pasca musibah gunung meletus gini, baca berita : pemilik panti asuhan yang pasangan suami istri malah pake duit donatur untuk foya-foya ma jalan-jalan ke luar negeri. Sementara anak-anak panti asuhannya kurus kering, terlantar, dikasih makan mie kering basi tiap harinya plus minum air keran mentah.*

ini nih !
Yap. Untuk kedua kalinya merasakan hujan abu. Dulu yang pertama waktu merapi meletus tahun 2010. Jadi penasaran hujan salju atau hujan duit pattimura eh sukarno hatta aja dink, kayak gimana rasanya. Tapi bener pahlawan kita Ibu Kartini bilang, habis gelap terbitlah terang. Alhamdulilah...serangan hujan air turun mengusir debu. Breessss...! Lahan-lahan jadi subur pasca bencana gunung meletus. Tuh tanaman-tanamanku aja jadi segar bugar. Aku juga nggak mau kalah bugar donk...

Segini aja deh postingan absurd ini. Besok pagi tinggal di-copy paste ke blog sambil makan sesajen. Bukaaan, bukan dupa ma kembang tujuh rupa. Sesajennya berupa cemilan ma indomie rebus. Aku mau tidur dulu. Ceritanya lagi program hidup sehat nih. *self applause* Bubyeee...~~~

"Kapan Dianggap Siap?"

$
0
0

Sebuah pembicaraan yang belum lama ini menggelitik hati dan pikiran saya. Kira-kira gini nih seingat saya:
Bapak    : “Menurut kamu, kapan sih orang dianggap atau dikategorikan siap menikah? Kalo misalnya calon sudah ada.”
Ina         : “Yang cowok minimal udah punya penghasilan tetap, biar nggak banyak tagihan debt collector terus-terusan yang bikin puyeng. Terus, yang cowok bisa ngaji, bisa jadi imam yang baik, kuat iman jadi bisa bimbing istrinya gitu Pak sesuai landasan agama. Kalo yang cewek, syukur-syukur punya penghasilan juga, lebih mantap lagi kalo udah pinter masak, apalagi jajan sama kue, trus bisa dandan cantik biar suami betah di rumah.”
Bapak    : (tertawa) “Kok banyak sekali syaratnya? Emangnya kalo belum cukup terpenuhi semua itu, belum siap lahir batin gitu?”
Ina         : “Oh iya dong Pak. Cowok juga jarang yang berani ngelamar kalo dia belom punya finansial yang bagus, belum puas bebas sebagai single yang bisa bebas melakukan kegiatan apa saja.”
Bapak    : “Hmmm gitu ya. Dasar anak muda. Ingat ya, yang paling dibutuhkan itu satu.”
Ina         : “Apa itu, Pak?”

Bapak    :”Kalau maunya selalu nurutin keinginan, manusia memang suka merasa belum berkecukupan. Intinya satu, harus punya ‘tekad’ , nduk...”
Ibu         : (nimbrung tiba-tiba) “Nikah itu juga termasuk sekolah kehidupan lho. Yang penting ada tekad, cukup umur, situasi mendukung. Semua bisa dipelajari setelah ‘resmi’. Tanggung jawab untuk bekerja, belajar mengayomi dan membimbing istri, yang istri juga belajar melayani suami. Bareng-bareng bangun rumah tangga kayak anak main rumah-rumahan deh. “

~ dari orang tua kepada anaknya, tentang...ehm, kesiapan menikah
***
boneka aja bisa, masa' kita nggak?
Banyak pasangan yang berada dalam kondisi telah memiliki kemapanan ilmu agama atau finansial saat menikah (minimal salah satu dari pasangan itu), tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dari nol bersama-sama.  Mencari pasangan yang sreg, direstui orang tua dan dibarengi kemauan berjuang untuk meraih fase masa depan yang lebih baik itu wajib. Saya teringat sekilas pembicaraan dengan seorang wanita,teman dekat, dia hampir menikah, usianya  lebih tua dibandingkan saya, dia 25 tahun.

“Kok tiba-tiba galau ya Na. Mantanku pulang lagi tuh. Dulu kalo nggak pacaran jarak jauh, aku pasti belum putus sama dia. Kamu tau kan kalo pacarku itu kurang cakep nggak kayak mantanku. Mantanku diterima jadi pegawai bank Na....sementara pacarku, aduh...” cetusnya panjang lebar.
“Nggak ada pasangan yang cocok 100% jeng.” jawab saya ringan.  “Kalo dia aja bisa nerima bahwa apa yang dia cari tidak sepenuhnya ada dalam diri kita, kenapa kita enggak? Kalo misalnya dia kebanyakan ngatur supaya style kamu sesuai dengan kemauan dia semua, baru deh kita tanya ‘kamu udah sempurna kah?’
Kalo yang tulus dan setia sudah mampu membuatmu nyaman dan bahagia, masihkah mau berpaling pada yang lain yang di matamu ‘lebih menarik’ ?
harusnya cinta itu bisa menerima keadaan fisik pasangan :-)
Beberapa minggu kemudian, teman tersebut menyampaikan kabar bahagianya pada saya.
Datang ya ke pernikahanku, Na .

 Nikah memang soal tekad :-)

sumber gambar yang lain: wall fesbuk teman, display picture bbm teman 
sumber gambar timbangan : timeline photo majalah cita cinta klik di sini

Bye-Bye Surabaya!

$
0
0

Namanya juga anak rantau, di Surabaya nambah secuil pengalaman lagi donk. Mulai dari ngerasain macetnya kota terbesar kedua di Indonesia ini setiap hari saat aku praktek ngajar dan bikin penelitian tindakan kelas di SMP negeri. Tenaaangg, macetnya nggak ngalahin Jakarta kok. Perlu waktu 40-50 menit untuk sampai ke sekolahan. Gerbang sekolah tutup jam 06.30 WIB, sooo… aku berangkatnya jam 05.30 WIB boncengan motor dengan teman-teman. Pulangnya jam 14.15 WIB. Kabar bahagianya, sekolahan di Surabaya ini hanya masuk 5 hari dari Senin sampai Jumat. Sip~~~haha!  Aku bersyukur punya kelompok kawan-kawan praktik yang nggak hanya unik, tetapi juga baik dan lucu. 
buka puasa bersama bareng teman-teman praktik ngajar

Yang asyik lagi kalo dengar cerita guru senior/pamong (Bu Erni, Bu Mumun, Bu Kristin) tentang murid, pengalaman mengajar dan kesuksesan anak-anak mereka. Mata orang tua mana yang nggak berbinar saat menceritakan prestasi anaknya? ^_^
surabaya pas lagi macet.

Terus, di Surabaya juga nyicipin masakan khas yang bikin lidahku perlu adaptasi. Ada nasi rawon, lontong balap, rujak cingur, lontong kupang, kreco, keras rebus bumbu santan. Rujak cingur ternyata sayuran, diberi bumbu uleg, petis dan nggak lupa…moncong sapi! Harganya 10 ribu seporsi. Huahaha. Trus lontong kupang, lontong diberi kuah dan kupang (sejenis binatang laut yang cangkangnya keras, kata temanku). Di warung yang jual lontong kupang juga menyediakan sate kerang dan kelapa muda. Untuk seporsi lontong kupang, segelas air kelapa muda segar dan 5 tusuk sate kerang yang kubeli, aku cukup keluar uang Rp.14.000. Tapi aku nggak doyan lontong kupang, mungkin karena nggak terbiasa menyantapnya. 
rujak cingur
Lontong Kupang
Yang paling aku suka adalah kreco alias keong sawah. Belinya bareng Mbak Sani, murah juga Rp.6000/porsi dan kerang rebus Rp.8000/porsi. Rawon dan lontong balapnya juga asik!

Di Surabaya,  aku punya teman sekamar namanya Kak Lena. Selain usianya jauh di atasku. Dia orangnya ngemong(mengayomi) banget! Asalnya dari Waingapu, NTT. Sebelum dia pulang ke asalnya, Citra ngajakin aku dan Vida patungan buat beli boneka untuk Kak Lena. Soalnya dia yang rumahnya paling jauh! Tapi ngasihnya pake kejutan. Nah, aku punya ide ngasih kejutan yang bikin Kak Lena merinding disko. Tentunya aku sudah memastikan Kak Lena kuat mental haha. Malem-malem aku ngajak Kak Lena nonton film horror Thailand “Cooming Soon” dan Final Destination  4 dengan syarat Kak Lena nggak boleh tutup mata. Hahaha *tawa seram* . Aku, Vida dan Citra nggak takut dan nggak kaget karena kami udah pernah liat filemnya duluan. Kak Lena pun sukses takut ke kamar mandi. Sehabis dia dari kamar mandi, kami sembunyi dan mematikan lampu kamar.
“Waduhhhh…saya takuutt e, ini ada apa?!?!” pekik Kak Lena dengan aksen Waingapu-nya yang kental saat kami mengurungnya dengan selimut tebal.
Nggak lama kemudian….
Kami idupin lampu, bersorak dan ngasih bonekanya ke Kak Lena. Aku bisa lihat dia speechless dan sudut matanya membentuk butiran bening :-) . Semalaman Kak Lena susah tidur…..
“Saya jadi sedih e mau pigi pulang, pisah dengan kalian….” dia terharu.
We will miss u too, Kak Lena :-)
Ada SMS Kak Lena yang masih tersimpan di hape saya:
Ina say,,,K lena kngen bnget dg ina...ingt ktawax, senyumx n crita2x..pkokx k lena ingt bgt ina. Pingn bo2 bareng..crita2. apa lg kalw k lena ingt fil hrorx,tambah kngen. K lena tdk dpt mlupkn snyumanmu.  Tuhan membri yg terbaik buat ina,,salam utk vida dan citra.

Senang juga bisa dapat ilmu dari para dosen yang baik. Terima kasih nggih Bapak-Ibu dosen termasuk Prof.Lutfi. Mereka inspirasiku :-)
Kini masa kontrakku nyari pengalaman di Surabaya selama setahun akhirnya selesai.  Dengan demikian inyong (aku) balik maningke rumah orang tuaku di Cilacap. Hihihi.
Kenapa pilih naik bis patas tujuan Surabaya-Cilacap yang berangkatnya malam hari?
Alasannya:
1.Biar nyaman dan aman. Barangku dan barangnya Nurul banyak banget! Serius. Sopir bis dan kernetnya sempat mengira bahwa aku dan Nurul ini mbak-mbak TKW usia muda yang baru pulang kampung dari luar negeri. Omaigad :-D.  Nurul turun di Purworejo.
2. Debu gunung kelud kemarin masih banyak dan efisiensi waktu. Kalo pake bus patas yang langsung jurusan Surabaya-Cilacap malam hari, hanya butuh waktu tempuh 12-13 jam.

Bye-bye Surabaya!

Gabung ke CariCommunity, Media Sosial yang Istimewa

$
0
0


Di era yang kian modern seperti saat ini, kehadiran media sosial mempermudah individu untuk berkomunikasi dengan orang lain di dunia virtual. Baik dengan orang yang dikenalnya seperti teman, pasangan, kerabat, kolega dan keluarga atau orang yang ditemui dalam dunia maya yang memiliki relasi dibidang yang sama. Misalnya relasi sebuah komunitas, relasi bidang usaha, bisnis, pekerjaan atau hobi. CariCommunityhadir untuk menjawab kebutuhan komunitas yang bertujuan untuk membantu komunitas mencapai tujuannya dengan memanfaatkan teknologi internet. CariCommunity memiliki keunggulan yang menjadikannya unik dan berbeda seperti sosial media lain seperti Twitter, Path, Facebook atau Kaskus.

Mudahnya Bergabung ke CariCommunity

Kalau sosial media lain member keuntungan pada individu itu sendiri, maka CariCommunitymemberi keuntungan pada komunitas khususnya yang bergerak di bidang usaha kecil menengah (UKM) dengan memfasilitasi pengelola komunitas tersebut dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan anggotanya. Asik kan! Selain menjalin keakraban antar anggota dalam suatu komunitas juga berbagi keuntungan finansial. CariCommunity juga menjembatani interaksi antar komunikasi lintas negara. Tentunya hal ini bermanfaat untuk kemajuan dari komunitas tersebut karena bisa menjalin kerjasama atau menjaring informasi dari komunitas lainnya. Buat gabung juga nggak ribet. Berikut langkah praktisnya:


1. Klik www.CariCommunity.com. Nggak perlu log in terlebih dahulu dengan akun Facebook maupun Twitter. Anda cukup mendaftar dengan e-mail yang anda miliki sebelumnya.
  
2. Setelah mendaftar, buatlah komunitas yang anda inginkan dengan meng-klik “Start Your Community”
3. Kemudian pilih “BuiltYour Own Community”

4. Daftarkan anggota komunitas dengan mengisi nama dan e-mail anggotanya. Selesai!

Fitur CariCommunitydan Keuntungannya

Sesuai dengan informasi pada paragraf di atas, CariCommunity berbagi keuntungan financial untuk pengembangan komunitas yang ada. Dana tersebut bisa didapatkan melalui banyak cara lho, misalnya berupa proposal sebuah kegiatan yang diajukan oleh komunitas maupun aktivitas-aktivitas grup di dalam website CariCommunity . Makin aktif dan makin banyak aktivitasnya, tentu makin banyak keuntungan finansial yang diraih. Seru, kan!
Nggak hanya itu. CariCommunityjuga dilengkapi dengan beragam fitur yang mengasyikkan. Mulai dari fitur utama yaitu Grup, lalu didukung dengan kalender hingga direktori bisnis dengan fokus UKM yang dapat terus diperbaharui oleh pengguna.
Anda sedang mencari wadah untuk mengembangkan komunitas dan mempererat anggotanya? CariCommunity jawabannya!
Viewing all 495 articles
Browse latest View live