Seberapa percaya sobat pada faktor keberuntungan murni?
Yang saya maksud hanya mengandalkan faktor keberuntungan di sini adalah mendapatkan sesuatu tanpa perlu usaha yang berarti alias instan banget ngalahin proses bikin mie instan .
#Halah
Salah satu contohnya, orang yang memenangkan undian atau doorprize. Nggak perlu usaha banyak-banyak, cukup sedikit tenaga memasukkan kupon dan taraaaa....menang deh!
Makanya saya nggak antusias dengan kuis yang sistemnya undian karena hanya mengandalkan faktor luck. Kecuali arisan ya karena udah pasti dapat walaupun bergiliran. Huahahaha.
Beda dengan ikut perlombaan atau kontes apapun yang sistemnya penjurian, bikin lebih semangat walaupun ujungnya nggak menang rasanya biasa aja. Pernah sih sedikit kecewa pas ikutan sebuah kontes nulis yang gede. Bukaaan...bukan kecewa karena nggak menang. Melainkan kecewa karena jumlah pemenangnya nggak ditambah (tetap 3 orang) padahal waktu kontesnya diperpanjang sampai 1 bulan karena pesertanya membludak. Yap, pesertanya ratusan. Haahahah....
Saya pernah menang lomba, giveaway atau kontes. Sejak SD emang suka ikutan lomba. Nggak pernah menang hadiah yang besar-besar kayak uang tunai jutaan, kendaraan, alat elektronik sih. Namun, efek senangnya itu terasa banget meskipun nggak menjadi pemenang utama atau hadiahnya nggak besar. Rasanya bangga “ini lho rewardatas hasil usaha gue!”
Misalnya, hadiah seperangkat alat tulis yang saya dapat saat juara makan kerupuk pas acara 17-an jaman SD. Wuaaahhh senangnya bukan main! Meskipun sebenarnya nggak menang pun tetap bisa beli sendiri.
Dulu sewaktu SMP, teman saya apes. Nomornya nggak kunjung dipanggil untuk hadiah kaos, mug dan jam dinding. Karena kecewa, dia merobek kupon doorprize sepeda sehat yang diadakan oleh sekolah kami. Ternyata hadiah utama berupa sepeda diundi paling akhir dan nomornya keluar! Sayangnya keburu dirobek sehingga panitia mengambil nomor undian lain.
Entah kenapa rejeki saya bukan dalam event yang sistem hadiahnya undian. Nggak pernah dapat, kecuali sekali dulu....waktu ikutan sepeda sehat jaman SMP dapat jam dinding.
Entah kenapa rejeki saya bukan dalam event yang sistem hadiahnya undian. Nggak pernah dapat, kecuali sekali dulu....waktu ikutan sepeda sehat jaman SMP dapat jam dinding.
Sebelum dan sesudah itu? Ah...mana pernah.
Seperti tadi. Kampus mengadakan acara jalan sehat yang diikuti sekitar 1000-2000 orang. Hadiah doorprize nya bikin ngiler...ada 3 motor matic, puluhan alat elektronik, ada 6 tabungan @ 1 juta dari sebuah bank sponsor, ada banyak sepeda...wuih wihh...
Nggak dipungkiri yang namanya doorprize juga menjadi motivasi peserta untuk ikutan. Karena kebagian tugas jaga stand, saya nggak ikutan jalan. Kupon saya titipin ke teman yang ikut jalan.
Yach seru sih...ada tarian reog ponorogo segala di depan panggung. Wow Indonesia te ope dah! I love indonesia’s culture!
Dan teman-teman satu kelompok (16 orang) nggak ada satu pun yang memenangkan doorprize. Hahahaha. Padahal seorang teman saya, Budi, sangat antusias memegang kupon kami. Setiap MC membacakan satu per satu nomor undian yang beruntung, saat itu pula Budi mencermati nomor-nomor undian kami yang ia pegang.
![]() | |||||
Budi di tengah kerumunan orang lain yang semua sibuk mantengin doorprize |
Aku meledeknya “Kamu udah kayak bandar judi togel aja!”
“Nanti aku difoto ya kalo menang. Foto sama hadiahnya. Mau aku pajang!” katanya.
Sayangnya nggak ada satu pun yang menang. Huahahaha. #ngenes
Aih...andai aja kampus saya mengadakan lomba nulis dengan puluhan hadiah yang gede-gedean seperti hadiah doorprize jalan sehat tadi...